Jumat, 12 Juni 2015

Laporan Kegiatan Magang

BAB I

PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
Pada daerah pertanian yang telah maju dan berkembang, kebutuhan informasi dan teknologi adalah mutlak diperlukan. Hal ini terjadi karena tuntunan perkembangan globalisasi yang cukup pesat dan era persaingan bebas menuntut petani agar mampu membuat inovasi baru agar produk pertaniannya dapat diterima oleh pasar baik domestik maupun internasional. Dalam usaha pertanian negara Indonesia merupakan negara yang memiliki hampir sebagian besar wilayahnya digunakan untuk pertanian.
Masyarakat Indonesia sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani masing-masing daerah di wilayah indonesia memiliki keanekaragaman produktivitas pertanian yang dikembangkan. Dalam pengembangan usaha pertanian di Indonesia atau sistem kearifan lokal sangat erat hubungannya dengan jangkauan dan kemampuan mengakses informasi dan teknologi.
Semua terjadi karena perbedaan topografi, ragam suku bangsa dan kebudayaan. Perbedaan tersebut juga menyebabkan terjadinya suatu perbedaan usaha pertanian di indonesia atau yang dikenal dengan sistem kearifan lokal. Untuk daerah yang pertaniannya belum berkembang dan maju,kebutuhan informasi dan teknologi sangat sedikit bahkan tidak ada. Usaha pertaniannya bergantung pada alam. Artinya bahwa belum ada upaya inovasi agar pertanian memiliki efek peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan produktvitas dan nilai tambah.
Peran penyuluh sebagai fasilitator dalam mensukseskan pembangunan pertanian,harus mampu mendampingi serta memberikan informasi dan teknologi yang sesuai untuk petani.Terjadinya tahapan adopsi inovasi merupakan proses penyebaran informasi dan teknologi dari lingkup yang sempit ke lingkup yang lebih luas (Difusi Inovasi). Pemberian informasi dan teknologi yang sesuai dapat meningkatkankemampuan petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya yang berbasis kearifan lokal sehingga memiliki efek peningkatan pendapatan melalui peningkatan nilai tambah dan nilai jual.
Dalam Pelaksanaan MagangpadaPusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri LestariDesa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kedirimerupakan usaha pembelajaran bagi mahasiswa dalam hal menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain itu diharapkan dengan kegiatan inimahasiswa mampu menyerap informasi dan teknologi pertanian yang dikembangkan oleh petani di daerah tersebut. Dengan demikian informasi yang telah diperoleh dapat disampaikan pada petani di daerah masing-masing sehingga terjadilah proses difusi inovasi yang dapat meningkatkan efek pengetahuan dalam mengembangkan usaha pertanian di masing-masing daerah kerja mahasiswa.

1.2   Maksud dan Tujuan Magang
a)    Mahasiswa dapat berkreatifitas; sehingga memiliki sikap kritis, rasa percaya diri dan jiwa kewirausahaan;
b)    Mahasiswa dapat menumbuhkan minat dan keyakinannya terhadap penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian meluputi penyusunan programa penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian;
c)    Mahasiswa dapat mengembangkan hubungan sosial dan interaksi positif antar mahasiswa dengan para pelaku utama, pelaku usaha, penyuluh dan stake holder lainnya
d).   Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan, kecakapan dan rasa percaya diri dalam melakukan kegiatan penyuluhan.

1.3  Manfaat Magang

a)    Manfaat magang bagi mahasiswa adalah sebagai berikut:
1)    Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat petani;
2)  Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta, pengusaha tani dan stakeholder lain;
3)  Mahasiswa dapat berlatih dalam bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang berbeda.
b)    Manfaat Magang bagi pihak terkait adalah sebagai berikut:
1)    Mengenal STPP Malang sebagai penyelenggara pendidikan program D IV Penyuluhan Pertanian;
2)    Membantu menyelesaikan tugas / pekerjaan rutin terkait dengan penyuluhan pertanian yang dilakukan instansi, pengusaha dan petani;
3)    Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dibidang penelitian maupun pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian.
c)  Manfaat Magang bagi STPP Malang adalah sebagai berikut:
1)  Dihasilkan SDM Penyuluhan Pertanian ahli yang memiliki integritas modal, professional, inovatif, kradibel, dan berwawasan global, serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun system penyuluhan pertanian;
2)  Dapat melaksanakan tanggung tanggung jawab STPP Malang dalam rangka menyebarluaskan inovasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha di daerah magang mahasiswa;
3)  Meningkatkan kerjasama STPP Malang dengan instansi pemerintah/swasta maupun stakeholder lainnya.


BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1   Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan kegiatan Magang yaitu pada hari senin sampai dengan Minggu tanggal 15 April sampai dengan 21 April 2013.
Tempat pelaksanaan kegiatan Magang di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri Lestari Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.


2.2   Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan adalahMagangdengan mengadakan Praktek Lapangan, Temu Lapangan, Diskusi serta kunjungan langsung.

2.3  Peserta
Peserta Magang adalah Mahasiswa STPP Malang Jurusan Penyuluhan Pertanian Semester 2 Kelas A dan B sebanyak 10 orang terdiri dari 7 orang Kelas Pertanian A dan 3 orang Kelas Pertanian B serta dibimbing oleh2 Dosen Pembimbing.

2.4   Jadwal Kegiatan Magang
Jadwal Pelaksanaan Magang telah dibuat sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah daerah setempat, yang meliputi seperti tabel 1terlampir.



BAB III
HASIL KEGIATAN

DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA
AGRO UTAMA MANDIRI LESTARI

3.1   Karakteristik Geografis
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri Lestarimerupakan salah satu Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang terletak di Desa Mangunrejo Kecamatan NgadiluwihKabupaten Kediri. Luas dari Desa Mangunrejo sendiri adalah 221 Ha, yang terdiri dari 4 Dusun yaitu (1) Dusun Munengan, (2) Dusun Sumberjoyo, (3) Dusun Bedug, (4) Dusun Krajan.
Lokasi terletak di daerah dataran rendah dengan ketinggian ± 100 m dpl, curah hujan berkisar ± 2000 mm/th, suhu berkisar antara 25-33 ̊ c.  Batas wilayah Desa Mangunrejo yaitu sebelah utara Desa Rejomulyo Kota Kediri, sebelah barat Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih, sebelah selatan Desa Betuk Kecamatan Ngadiluwih dan sebelah timur adalah Desa Blabak Kecamatan Kandat.

3.1.1      Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih menurut jenis kelamin terdiri dari :
a). Penduduk Laki-Laki                 :  2062 Jiwa
b). Penduduk Perempuan             : 2053 Jiwa
c). Jumlah Kepala Keluarga (KK) :  1183 Jiwa
 3.1.2      Luas Lahan
Luasan lahan Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih bisa kita lihat seperti Tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2. Luas LahanDesa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih.
Dari Tabel 2tentang Data Luas Lahan Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih dapat dilihat bahwa tanah tegalan atau ladang lebih banyak dari pada tanah yang lain dan oleh karena itu banyak masyarakat di Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih membudidayakan tanaman holtikultura seperti tanaman buah, tanaman hias dan tanaman perkebunan seperti tanaman tebu.

3.2   Profil P4S Agro Utama Mandiri Lestari
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri Lestari sudah berjalan sejak tahun 1994 diresmikan Dinas Pemasaran Pemerintah Kabupaten Kediri pada tahun 2005 dengan nomor :193/13-27/PK/IV/2005 dengan dagangan utama Agrobisnis/Hortikultura (001123). Pada tanggal 19 Pebruari 2010, BPSP Provinsi jawa Timur menetapkan sebagai pengedar benih bina dengan nomor: 202/UPT/PS/BTPH/PRD/KDR/2010.
Pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri Lestari adalah Bapak Tarwa Mustofa, SP. Pelatihan yang pernah diikuti adalah Perencanaan Pelaksanaan SOP Tanaman Hias yang dilaksanakan oleh Direktorat Holtikultura pada 7 Desember 2007 di Depok Jawa Barat, Juara 1 Agribisnis se-Jawa Timur, Pelatihan Manajement P4S di BBPP Ketindan Malang.

3.3   Teknologi yang diterapkan
Difusi Inovasi Teknologi yang dikembangkan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). Agro Utama Mandiri Lestariantara lain :
a). Perbanyakkan Generatif (Persemaian)
b). Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Sambung Pucuk)
c). Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Sambung Sisip)
d). Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Sambung Susu)
e). Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Cangkok)
f).  Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Okulasi/tempel)
g)  PenanamanTanamanProduktifdi LingkunganPemukiman
h). Budidaya Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot)
Pembahasan yang akan diuraikan berkisar padapersemaian,sambung pucuk, sambung sisip, sambung susu, cangkok, okulasidan penanamantanamanproduktifdi lingkunganpemukiman serta Budidaya Tanaman Buah Dalam Pot.
 
3.4   Perbanyakan Generatif.
3.4.1     Persemaian
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman tanaman hortikultura.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut sebaiknya disemaikan terlebih dulu.
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam). Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan.
a).   Alat dan Bahan :
1). Benih
2). Cangkul
3). Sungkup
4). Gembor
5). Media Pasir

b).   Cara Kerja :
       Langkah pertama adalah membuat bedengan dengan luas menyesuaikan, kemudian siapkan media pasir lapisan bawah lalu diratakan, benih yang telah disiapkan disebar merata pada permukaan pasir lalu ditutup kembali dengan media pasir, setelah itu disiram secukupnya dan disungkup.

3.5   Perbanyakkan Vegetatif Buatan
3.5.1      Sambung Pucuk
Salah satu bibit klonal (bibit yang diperbanyak secara vegetative) tanaman buah yang sering dibuat oleh penangkar bibit adalah bibit sambung pucuk, yaitu bibit yang dibuat dengan cara menyisipkan entres batang atas dari pohon indukan terpilih ke batang bawah lokal yang dipotong pada ketinggian tertentu dan dibelah pada bagian tengah atau bagian samping batangnya. Batang bawah biasanya merupakan bibit yang ditanam dari biji (seedling).
Beberapa alasan mengapa bibit tanaman buah dibuat dengan cara sambung pucuk (cleft grafting / top grafting) karena lebih mudah dilakukan saat batang bawah berumur masih cukup muda tanpa perlu menunggu batang bawah berumur cukup tua sehingga lebih efisien dari sisi waktu penyiapan batang bawah (root stock), pertumbuhan entres yang relatif lebih cepat dibanding cara okulasi (tempel mata), lebih efisien dalam pemanfaatan jumlah entres dibanding bibit sambung susuan, dan pertumbuhan bibit yang lebih vigor dibanding bibit okulasi pada kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang sama,berikut cara dan langkah-langkah untuk melakukan perbanyakan vegetatif buatan sambung pucuk
a).   Alat dan Bahan :
1). Entres/batang atas dan root stock/batang bawah
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
3). Sungkup plastik
b).   Cara Kerja :
            Langkah pertama adalah Memilih batang bawah yang diameter  disesuaikan dengan besarnya batang atas,batang atas panjang 20-25 cm sedangkan batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Batang bawah dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm, Kedua pangkal entres disayat sepanjang 2-2.5 cm hingga menyerupai huruf “ V “ atau baji.
Batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah, perhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah.  Pengikatan dengan tali plastik adalah dari bawah keatas agar air tidak masuk ke celah sambungan, sungkup dengan kantong plastik bening/ plastik es kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar matahari. Setelah sambungan umur 2-3 minggu, biasanya sambungan bertunas dan sungkup plastiknya dibuka

3.5.2     Sambung Sisip
Sambung sisip sebenarnya bukan teknik baru karena cara ini sebenarnya hanya memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi karena "step by step" hampir mirip dengan okulasi, namun jika pada teknik okulasi yang ditempelkan adalah mata tunas, maka pada sambung sisip yang ditempelkan adalah ranting muda.
Teknik okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip dapat ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, jika mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah dapat direkayasa dari awal, sejak bibit tersebut dibuat, karena bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan  akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tanaman buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan. 
Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.
a).   Alat dan Bahan :
1). Entres/batang atas dan understump/batang bawah
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
3). Sungkup plastik
b).   Cara Kerja :
            Langkah pertama adalah siapkan batang bawah yang pertumbuhan tanamannya sehat, daun di bagian ujung tunas telah berkembang sempurna dan berwarna hijau tua. Itu tanda bahwa tanaman sedang berada dalam keadaan dorman, tidak terjadi aktifitas pembelahan sel yang intensif di bagian tunas-tunas ujung tanaman.
Dalam kondisi seperti ini, kambium tanaman berada keadaan maksimum, lapisannya kambiumnya tebal, dan sangat ideal untuk proses pengelupasan kulit batang dan penyambungan serta penyatuan entres.Pilih titik penyambungan, kira-kira 15 hingga 25cm di atas pangkal batang, iris kulit batang di titik penyambungan tersebut memanjang dari atas ke arah bawah, sepanjang 3-5cm, dengan lebar 7-10mm.
Potong melintang kulit batang pada bagian atas, lalu congkel menggunakan mata pisau, kemudian tarik kulit batang pelahan dengan hati-hati agar tidak putus atau robek. Potong "lidah" kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit batang sepanjang 1cm di bagian bawah yang nantinya berfungsi sebagai dudukan atau penyangga entres yang akan ditempelkan ke batang bawah.
Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kulit batang tidak dapat dikelupas dan lengket saat ditarik, ini adalah tanda bahwa lapisan kambium batang bawah berada dalam keadaan minimum dan sangat tipis. Batalkan penggunaan batang bawah tersebut dan suburkan kembali pertumbuhannya agar dapat digunakan kembali sebagai batang bawah setelah pertumbuhannya disuburkan beberapa waktu kemudian
Siapkan entres yang diambil dari ranting bagian ujung dari pohon induk terpilih. Entres harus cukup muda dengan kulit berwarna hijau atau hijau keabuan, potong semua daunnya dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5mm yang berfungsi untuk melindungi mata tunas di bagian ketiak tangkai daun saat plastik pengikat dililitkan ke titik sambungan. Jangan gunakan entres yang kulitnya telah berwarna cokelat tua atau coklat keabuan karena daya regenerasi entres seperti telah menurun, sehingga kemampuannya untuk menumbuhkan tunas lebih rendah dibanding yang diambil dari tunas muda di bagian ujung.
Entres bisa dipilih mulai dari bagian pucuk hingga bagian bawah dengan 1-4 mata tunas, yang penting kulit entres masih berwarna hijau atau hijau keabuan. Potong entres dengan 1-3 mata tunas, lalu iris miring sepanjang 2cm pada bagian pangkalnya dan usahakan agar pengirisan tersebut hanya dilakukan dengan prinsip "sekali iris langsung jadi". Pengirisan berkali-kali bisa membuat entres menjadi sangat pendek ukurannya sehingga sulit untuk ditempelkan, selain itu pengirisan berulang-ulang bisa menimbulkan resiko memar jaringan yang akhirnya memperkecil persentase keberhasilan penyambungan tersebut.
Letakkan entres yang telah disayat bagian pangkalnya, persis berhadapan dengan bidang sayatan kulit batang bawah yang telah disiapkan sebelumnya, lalu tempelkan dengan tepat sehingga terjadi pertemuan antara bidang iris entres dengan bidang sayatan kulit batang bawah . Umumnya, entres tidak akan jatuh karena terjepit oleh "lidah" kulit yang disisakan sebagai dudukan atau penyangga entres.
Jepit titik sambungan dengan ibu jari tangan agar entres tidak bergeser atau berubah posisinya. Pergerakan entres yang berulang-ulang akan mengurangi tingkat keberhasilan penyambungan karena bidang pertemuan entres dan batang bawah mengalami memar, khususnya di bagian jaringan kambium batang bawah. Ikat bidang sambungan menggunakan irisan plastik PE (polyethilene) yang tipis namun sangat lentur dan kuat. Ikatan dimulai dari bawah, sekitar 5mm dibawah sambungan, melingkar sambil menarik plastik ke arah atas, menutup rapat seluruhnya hingga kira-kira 5mm di atas entres yang ditempelkan.
Keseluruhan bidang sambung dan entres telah tertutup rapat oleh lilitan plastik sehingga mengurangi infiltrasi air dari luar yang bisa membuat entres membusuk, sekaligus lilitan plastik tersebut membuat iklim mikro menjadi tetap lembab. Fungsi lain dari lilitan plastik ini adalah mengurangi laju penguapan air (evapotranspirasi) akibat metabolisme entres sehingga akhirnya entres tetap berada dalam kondisi segar. Gunakan plastik PE (polietilen) yang tipis, sangat lentur, namun kuat sebagai pengikat.
Plastik yang digunakan sebagai pengikat mempunyai ketebalan 0,02mm, berbentuk lembaran yang kemudian diris-iris menggunakan cutter, berukuran lebar 2-3cm dan panjang 10-15cm, disesuaikan dengan diameter batang bawah yang akan disambung sisip. Bariskan dengan rapi semua bibit yang telah disambung sisip di tempat terbuka untuk memudahkan pemeliharaan selama proses sambung sisip berlangsung.
Empat minggu pasca penyambungan, plastik pengikat dapat dibuka seluruhnya. Jika entres tetap segar dan berwarna hijau atau kehijauan, berarti sambungan berhasil, namun jika entres menghitam dan mengering, hal tersebut adalah tanda bahwa proses penyambungan gagal. Jika sambungan berhasil, biarkan 2-4 hari, setelah itu potong setengah batang bawah setinggi 5-8cm di atas titik penyambungan. Setelah dipotong setengah, tekuk batang atas ke arah bawah untuk merangsang tunas agar tumbuh dengan cepat karena entres telah menyatu dengan batang bawah.
Tunas akan tumbuh dengan cepat pasca pemotongan batang utama (batang bawah) 5-8cm di atas titik sambungan. Penyinaran sinar matahari penuh akan merangsang laju pertumbuhan tunas menjadi batang baru dengan cabang, ranting dan daun baru yang sempurna. Tunas akan tumbuh dan berkembang sempurna 10-12 minggu pasca penyambungan

3.5.3     Sambung Susu
Sambung susu merupakah salah satu cara perbanyakan tanaman yang dikategorikan relatif mudah.  Dengan pengerjaan yang benar, dia memiliki tingkat keberhasilan diatas 80 % bahkan lebih.  Sayangnya teknik ini akan merusak indukan tanaman yang ada  dan hasil bibit baru yang didapatkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan teknik okulasi misalnya.
Mengamati beberapa jenis tanaman, ternyata teknik perbanyakan sambung susu adalah jalan satu-satunya yang paling efektif dan efisien dalam memperbanyak jumlah tanaman. 
a).   Alat dan Bahan :
1). Dua pohon sejenis
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet

b).   Cara Kerja :
Proses pembuatan bibit ini sendiri hingga siap panen memerlukan kurang lebih 3 bulan lamanya.  Batang bawah yang digunakan merupakan bibit dari biji yang berumur minimal 1 tahunan.  Inilah yang membuat harga dari bibit ini masih relatif mahal, tapi paling tidak bisa mempercepat tanaman berbuah.
Penerapan teknologi sambung susu yang dimodifikasi pada prinsipnya adalah penyatuan batang 2 tanaman berbeda, setelah menyatu, batang dipotong sehingga kembali menjadi 2 tanaman. Penyusuan dengan mengelupas bagian tertentu di batang bawah dan batang entres.
Entres adalah cabang pohon induk yang akan disusukan. Keduanya lalu ditempelkan dan diikat erat. Dengan cara ini, peluang gagal masih besar karena bagian yang melekat paling hanya seperempat lingkar batang dengan panjang tertentu.Batang bawah dipotong membentuk huruf V terbalik. Calon batang bawah berupa tanaman lokal yang diperbanyak dengan biji. Biji ditanam dalam polibag, tiap 1 polibag hanya disemai 1 benih. Untuk entres syaratnya batang minimal sudah berwarna hijau kecokelatan, atau berumur 3 bulan sejak keluar tunas.
Batang entres disayat dari kulit ke arah kambium. Arahnya dari bawah ke atas membentuk sudut sekitar 30o. Intinya, keratan jangan sampai mengenai kambium. Nantinya ke dalam keratan itu batang bawah disisipkan. Karena bagian yang menempel lebih banyak, peluang keberhasilan sambungan lebih baik.
Sebulan sebelum disambung, calon batang bawah diberi satu sendok teh rata pupuk NPK. Tujuan pemupukan agar tanaman menghasilkan banyak getah sehingga penyambungan cepat terbentuk. Ukuran panjang batang bawah bervariasi. Paling aman 15 cm dengan diameter minimal 1 cm atau sedikit lebih besar daripada pensil.
Jika ingin mendapatkan bibit bersosok tinggi, ukuran batang bawah diperpanjang. Risikonya, kemungkinan muncul tunas di batang makin besar. tunas asal batang bawah tidak diinginkan karena bukan jenis unggul. Batang bawah yang digunakan sepanjang 10 cm dengan panjang sayatan disesuaikan ukuran batang bawah,lalu tempelkan batang bawah di bekas keratan entres. Ikat erat dengan plastik bening pembungkus es. Ikatan melilit rapat seluruh bekas keratan. Biasanya lilitan dimulai dari pangkal entres, ke atas menuju pucuk entres, kembali ke pangkal entres, baru disimpul. Tujuannya agar air tidak masuk karena dapat menyebabkan busuk.
Polibag wadah batang bawah diikat pada satu atau dua bilah bambu yang ditancapkan ke tanah, atau didudukkan di atas bangku yang tingginya disesuaikan. Tujuannya agar entres tidak patah lantaran beban batang bawah, kedudukan tetap serta ikatan kuat dengan plastik-membuat posisi sambungan stabil. Jika terjadi pergeseran, dipastikan penyambungan gagal. Selama entres disusui, lakukan penyiraman ke polibag batang bawah dan induk setiap hari.
Modifikasi sambung susuan berhasil jika batang di kedua ujung ikatan terlihat menggembung lebih besar daripada ikatan. Itu berarti bibit hasil persusuan siap dipisah dari pohon induk. Pemisahan perlu waktu 1-1,5 bulan sejak proses penyusuan.
Untuk memisahkan, mula-mula potong setengah lingkar batang bawah entres. Jika bibit hasil susuan tetap segar, setengah batang tersisa dipotong seminggu kemudian. Berbarengan dengan itu, ganti polibag bibit dengan ukuran lebih besar. Jika sebelumnya memakai polibag berdiameter 10 cm tinggi 15 cm, pindahkan ke polibag berdiameter 20 cm dengan tinggi sama. Gunakan media campuran tanah, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Berikutnya, letakkan bibit hasil susuan di tempat teduh dan siram tiap pagi dan sore, setelah muncul tunas susuan new varietas siap dikeluarkan dan menerima sinar matahari penuh.Pada sambung susu, entres mendapat pasokan nutrisi dari dua sumber, induk asal entres dan batang bawah baru. Saat pasokan dari batang bawah baru tersendat, ia masih mendapat pasokan dari induk.

3.5.4     Cangkok
Prinsip mencangkok adalah melukai cabang tanaman dan kemudian menutupnya dengan media, sehingga dari luka tersebut keluar akar
a).   Alat dan Bahan :
1). Tanaman yang akan di cangkok
       2). Pisau
       3). Kantong plastic/serabut kelapa
       4). Tali rafia
       5). Media tanah dan pupuk kandang
       6). Air 
       7). Polybag
b).   Cara Kerja :
            Langkahpertama adalah pilih dahan tanaman yang bergaris tengah kira-kira2 cm.Panjang dahan kira-kira 100 cm dan dahan tumbuh tegak. Sayatlah kulit cabang secara melingkar sepanjang 3-5 cm. Kulit cabang yang disayat sebaiknya berada tepat dibawah kuncup daun. Keratlah kulit dahan itu dengan ujung pisau. Kikislah kambium yang mungkin masih melekat pada bagian kayu,buang lendir yang membasahinya. Keringkan bagian dahan yang telah dikupas dengan membiarkannya selama 2-5 hari.
Bungkuslah dahan yang telah terkelupas dengan plastik, ijuk, atau sabut. Ikatlah bagian bawah lembaran pembungkus kira-kira 6 cm di bawah sayatan. Masukkan tanah basah yang telah dicampur pupuk kandang ke dalam pembungkus itu. Rapikan sehingga dahan yang terkelupas itu tertutup tanahseluruhnya. Ikatlah bagian atas lembaran pembungkus, jagalah tanah pada bagaian yang dicangkok agar tetap lembap.
Siramlah tanah secara teratur (pagi dan sore), terutama jika tidak hujan. Untuk menyiram tanah itu, bukalah ikatan atas sementara. Amatilah keadaan dahan yang dicangkok saat anda menyiramnya. Pertumbuhan akar yang sempurna membutuhkan waktu berbulan-bulan. Jika akar tumbuh sempurna, potonglah dahan tesebut dengan gergaji tepat di bawah pembungkus cangkokan. Jangan langsung menanam cangkokan ini di kebun(tanah terbuka).
 Cangkokan itu lebih baik disemaikan dahulu. Untuk itu, isilah polybag dengan campuran tanah gembur dan pupuk kandang. Buatlah lubang pada bagian bawah polybag, kira-kira berdiameter 2 cm. Tanamlah cangkokan di wadah persemaian (polybag) ini, letakkan di tempat yang agak teduh.
Waktu yang dibutuhkan untuk penyemaian kira-kira 3 bulan. Setelah itu semaian dapat dipindahkan ke tempat yang lebih banyak mendapat cahaya matahari. Akhirnya hasil semaian (cangkokan) dapat ditanam di tanah terbuka. Untuk itu, buatlah lubang sebesar ukuran semaian polybag. Tanamlah cangkokan bersama dengan tanah semaiannya, siramlah tanaman baru ini setiap hari.

3.5.5      Okulasi / Tempel
Ada beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi agar sukses dalam mengokulasi tanaman buah :
a).   Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya pada tanaman buah, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil. Sementara untuk tanaman lain, disarankan mata tunas yang sama sekali belum bertunas.  Untuk tanaman buah sering di akali dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya denganpangkas habis daun pada pucuk pohon mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Tunas baru itulah yang bisa dipakai.
b).   Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal tumbuh. Tak boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis.
c).   Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus rapat sampai angin tak bisamasuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna sudah cukup. Kalau terlalu kencang, bisa tercekik. Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.
d).   Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel. Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa cepat dan tak terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat
yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan.

3.6   PenanamanTanamanProduktifdi LingkunganPemukiman
            Pada dasarnya teknik penanaman dan perawatan tanaman produktif di lingkungan pemukiman samahalnya dengan penanaman tanaman pada umumnya. Namun yang perlu diperhatikan selain untuk produksinya, keindahannya juga diharapkan dapat member nilai tambah untuk suasana lingkungan rumah.
3.6.1. Pengolahan Tanah
            Pengolahan tanah untuk penanaman meliputi :
a). Pembersihan lahan
b). Penyesuaian pH tanah
c). Pembentukan lubang tanam
d). Pembuatan parit Drainase
3.6.2. PembuatanLubangTanam
            Buat lubang dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, Tanah atas sedalam 30 cm diletakkan disebelah kiri, sedangkan tanah galian bawah diletakkan disebelah kanan. Biarkan ± 1 bulan, Pada bulan berikutnya campur tanah bagian bawah dengan pupuk kandang, perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan kembali ke lubang tanam. Begitu juga dengan tanah bagian atas lalu ditimbunkan, Lubang tanam yang sudah ditimbun diberiajir agar mudah dalam meletakkan bibit waktu penanaman.
3.6.3. Penanaman.
            Sobek polybag dengan pisau atau gunting dari atas kebawah lalu lepaskan polybag secara berhati-hatitan pamerusak bibit, Cabut ajir kemudian tanam bibit pada lubang tanam yang sudah disediakan, Tancapkan satu atau dua ajir untuk penompang batang, kemudian siram bibit dengan air secukupnya.
3.6.4. Pemupukan
            Buat rorakan/alur melingkar selebar tajuk daun tanaman. Kemudian taburan pupuk kandang/buatan secara merata dalam rorakan. Kemudian tutup dengan tanah dan di siram dengan air.
3.6.5. Pemangkasan Tanaman
            Padaprinsipnyapemangkasan tanaman mempunyai tujuan agar tajuk tanaman terlihat lebih indah dan menarik, juga agar sinar matahari dapat menyinari tanaman secara merata. Pemangkasan tanaman yang berbuah di ujung tanaman dengan rumus : ( 1 : 3 : 9 : 27 ) sesuai Gambar 1 dibawah ini :
 

Gambar 1 PemangkasanTanaman Yang Berbuah Di Ujung Tanaman
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa prinsipnyapemangkasan tanaman denganrumus : (1 : 3 : 9 : 27) pada tanamanyangberbuahdi ujungtanaman adalah supaya hasil buah pada tanaman tersebut bisa lebih banyak 2 kali lipat dari hasil yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya pemangkasan dengan sistem (1 : 3 : 9 : 27) dan juga pertumbuhannya tidak terlalu tinggi dan tidak beraturan tapi bisa tumbuh dengan rendah tapi rimbun..
3.7BudidayaTanaman Buah Dalam POT (tabulampot)
3.7.1. PersiapanTanam
Buat lubang pertama persis ditengah dasar pot, lalu 4 lubang selanjutnya mengelilingi lubang pertama,  Kemudian masukkan serbuk gergaji atau sekam, hingga setinggi ¼ bagian pot / drum, lalu masukkan campuran tanah, pupuk kandang, dan pupuk buatan kedalam pot / drum hinggga ketinggian 5 cm dari bibir pot.siram dan diamkan ±1 minggu.
3.7.2. PenanamanBibitPadaMedia
Pertama buat lubang pada media pot sebesar ukuran polybag bibit kemudian, Gunting polybag dan masukan bibit kedalam lubang tanam beserta tanahnya dengan hati-hati, Beri penyangga agar tanaman tetap kokoh, penyangga ditancapkan dekat tanaman tanpa melukai akar tanaman, kemudian tanaman di siram dengan air.
3.7.3. Pemupukan
Berikan pupuk kandang/buatan berupa NPK sesuai dosis anjuran, kemudian siramkan air.


BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Dalam pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a)     Penerapan teknologi Budidaya dan pengolahan Tanaman Produktif di lingkungan Pemukiman sangat cocok dilaksanakan di daerah selain mempunyai beberapa dukungan seperti Sumber Daya Alam tetapi juga jawaban dari kebutuhan petani akan informasi teknologi serta sebagai upaya Pengembangan pertaniannya yang berorientasi Agribisnis dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
b)     Walaupun tidak semua teknologi dapat diterapkan dan dikembangkan mengingat setiap wilayah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda akan tetapi Budidaya Tanaman Produktif ini bisa di kembangkan pada daerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah tergantung kondisi wilayah masing-masing.
4.2   Saran
Dalam hal ini penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
a)     Kegiatan Magang ini perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus bahkan ditingkatkan.
b)     Selain dilaksanakan secara terus menerus perlu kiranya pengalaman yang didapat dari kegiatan Magang dilaksanakan di kampus agar pengatahuan tersebut dapat dipahami secara baik sehingga nantinya teknologi yang dipelajari benar-benar dipahami secara baik dengan demikian akan mempercepat proses adopsi dan difusi inovasi kepada kelompok-kelompok tani wilayah kami masing-masing.
c)     Tidak semua inovasi teknologi yang baru pada suatu wilayah tertentu dapat diterapkan dan dikembangkan mengingat setiap wilayah di Indonesia masing-masing memiliki karakteristik Agroekositem yang berbeda-beda akan tetapi ada juga teknologi yang bisa diterapkan  pada daerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah tergantung ketersediaan sumber daya alam masing-masing daerah itu sendiri.
d)     Penyuluh dalam hal ini berperan sebagai penyampaian informasi diharapkan memiliki kemampuan dalam menetapkan langkah-langkah strategis agar informasi yang disampaikan dapat diikuti dan diterapkan oleh petani.















DAFTAR PUSTAKA

Balai Penyuluhan, 2013. Teknik Budidaya Tanaman Buah dalam Pothttp://bpkaliori.blogspot.com/2013/02/teknik-membudidayakan-tanaman-buah.html(diakses tanggal 22 April 2013)


Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, 2011. Teknik Persemaianhttp://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1181(diakses tanggal 22 April 2013)


Marius, 2012. Teknik Okulasi Pada tanamanhttp://sukamabar.blogspot.com/2012/10/teknik-okulasi-pada-tanaman.html(diakses tanggal 22 April 2013)


Mustofa, Tarwa, 2011.PenanamanTanamanProduktif Di LingkunganPemukiman, Presentasi, Kediri


Mustofa, Tarwa, 2011 Budidaya Tanaman Buah Dalam Pot, Presentasi. Kediri


Sugeng, 2013. Cara Mencangkok Tanaman Yang Baikhttp://4catatan.blogspot.com/2013/01/cara-mencangkok-tanaman-yang-baik-dan.html(diakses tanggal 22 April 2013)


Tommy, 2011. Teknik Sambung Susuhttp://ayoberkebun-hervin.blogspot.com/2011/11/sambung-susu-sebuah-alternatif.html(diakses tanggal 22 April 2013)


Waras, 2012.Teknologi Sambung Pucuk Pada Tanamanhttp://warasfarm.wordpress.com/2012/11/27/teknologi-sambung-pucuk-pada-tanaman/(diakses tanggal 22 April 2013)


Wijaya hadi,2012. Teknik Sambung Sisiphttp://leira-fruit.blogspot.com/2012/12/sambung-sisip-memodifikasi-teknik.html(diakses tanggal 22 April 2013)




 

LAMPIRAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang




 

PERTEMUAN DENGAN KEPALA DESA MANGUNREJO











Text Box:


Text Box:
 















Text Box:  KUNJUNGAN KE LAHAN TABULAMPOT













Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  KUNJUNGAN KE BPP KECAMATAN NGADILUWIH














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PERTEMUAN DENGAN POPT DAN PENJELASAN TENTANG CARA PEMBUATAN PESTISIDA NABATI














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PERTEMUAN DENGANPETANI BOUGENVILLE














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PRAKTEK SAMBUNG PUCUK TANAMAN BOUGENVILLE














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PERTEMUAN DENGAN PETANI TANAMAN BUAH DAN PENJELASAN CARA SAMBUNG SISIP, OKULASI, SAMBUNG SUSU DAN CANGKOK














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PRAKTEK SAMBUNG PUCUK














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PRAKTEK OKULASI / TEMPEL













Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PRAKTEK SAMBUNG SISIP














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PRAKTEK SAMBUNG SUSU














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  PRAKTEK PENGEPAKAN TANAMAN














Text Box:


Text Box:
 
















KUNJUNGAN KE PABRIK PEMBUATAN GULA JAWA
Text Box:  DARI NIRA TEBU














Text Box:


Text Box:
 
















Text Box:  MAHASISWA STPP MALANG DAN PEMILIK P4S














Text Box:


Text Box:
 












 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar