BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada daerah pertanian yang telah maju
dan berkembang, kebutuhan informasi dan teknologi adalah mutlak diperlukan. Hal
ini terjadi karena tuntunan perkembangan globalisasi yang cukup pesat dan era
persaingan bebas menuntut petani agar mampu membuat inovasi baru agar produk
pertaniannya dapat diterima oleh pasar baik domestik maupun internasional. Dalam
usaha pertanian negara Indonesia merupakan negara yang memiliki hampir sebagian
besar wilayahnya
digunakan untuk pertanian.
Masyarakat Indonesia sebagian besar
bermata pencaharian
sebagai petani masing-masing daerah di wilayah indonesia memiliki
keanekaragaman produktivitas pertanian yang dikembangkan. Dalam pengembangan
usaha pertanian di Indonesia atau sistem kearifan lokal sangat erat hubungannya
dengan jangkauan dan kemampuan mengakses informasi dan teknologi.
Semua terjadi karena perbedaan topografi,
ragam suku bangsa dan kebudayaan. Perbedaan tersebut juga menyebabkan
terjadinya suatu perbedaan usaha pertanian di indonesia atau yang dikenal
dengan sistem kearifan lokal. Untuk daerah yang pertaniannya belum berkembang
dan maju,kebutuhan informasi dan teknologi sangat sedikit bahkan tidak ada.
Usaha pertaniannya bergantung pada alam. Artinya bahwa belum ada upaya inovasi
agar pertanian memiliki efek peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan
produktvitas dan nilai tambah.
Peran
penyuluh sebagai fasilitator dalam mensukseskan pembangunan pertanian,harus
mampu mendampingi serta memberikan informasi dan teknologi yang sesuai untuk
petani.Terjadinya tahapan adopsi inovasi merupakan proses penyebaran informasi
dan teknologi dari lingkup yang sempit ke lingkup yang lebih luas (Difusi
Inovasi). Pemberian informasi dan teknologi yang sesuai dapat meningkatkankemampuan
petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya yang berbasis kearifan lokal
sehingga memiliki efek peningkatan pendapatan melalui peningkatan nilai tambah
dan nilai jual.
Dalam
Pelaksanaan MagangpadaPusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro
Utama Mandiri LestariDesa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kedirimerupakan
usaha pembelajaran bagi mahasiswa dalam hal menambah pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Selain itu diharapkan dengan kegiatan inimahasiswa mampu menyerap informasi
dan teknologi pertanian yang dikembangkan oleh petani di daerah tersebut.
Dengan demikian informasi yang telah diperoleh dapat disampaikan pada petani di
daerah masing-masing sehingga terjadilah proses difusi inovasi yang dapat meningkatkan
efek pengetahuan dalam mengembangkan usaha pertanian di masing-masing daerah
kerja mahasiswa.
1.2
Maksud
dan Tujuan Magang
a) Mahasiswa
dapat berkreatifitas; sehingga memiliki sikap kritis, rasa percaya diri dan
jiwa kewirausahaan;
b) Mahasiswa dapat menumbuhkan minat dan
keyakinannya terhadap penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian meluputi
penyusunan programa penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian dan
evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian;
c) Mahasiswa
dapat mengembangkan hubungan sosial dan interaksi positif antar mahasiswa
dengan para pelaku utama, pelaku usaha, penyuluh dan stake holder lainnya
d).
Mahasiswa dapat meningkatkan
keterampilan, kecakapan dan rasa percaya diri dalam melakukan kegiatan
penyuluhan.
1.3 Manfaat Magang
a)
Manfaat
magang bagi mahasiswa adalah sebagai berikut:
1)
Mahasiswa
dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat
petani;
2) Mahasiswa dapat melakukan
kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta, pengusaha tani dan stakeholder
lain;
3) Mahasiswa dapat berlatih dalam
bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang berbeda.
b)
Manfaat
Magang bagi pihak terkait adalah sebagai berikut:
1)
Mengenal
STPP Malang sebagai penyelenggara pendidikan program D IV Penyuluhan Pertanian;
2)
Membantu
menyelesaikan tugas / pekerjaan rutin terkait dengan penyuluhan pertanian yang
dilakukan instansi, pengusaha dan petani;
3)
Menciptakan
kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dibidang penelitian maupun
pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian.
c) Manfaat Magang bagi STPP
Malang adalah sebagai berikut:
1) Dihasilkan SDM Penyuluhan
Pertanian ahli yang memiliki integritas modal, professional, inovatif,
kradibel, dan berwawasan global, serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam
membangun system penyuluhan pertanian;
2) Dapat melaksanakan tanggung
tanggung jawab STPP Malang dalam rangka menyebarluaskan inovasi kepada pelaku
utama dan pelaku usaha di daerah magang mahasiswa;
3) Meningkatkan kerjasama STPP
Malang dengan instansi pemerintah/swasta maupun stakeholder lainnya.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Waktu dan Tempat
Waktu
pelaksanaan kegiatan Magang yaitu pada hari senin sampai dengan Minggu tanggal
15 April sampai dengan 21 April 2013.
Tempat
pelaksanaan kegiatan Magang di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya
(P4S) Agro Utama Mandiri Lestari Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten
Kediri.
2.2
Metode
Pelaksanaan
Metode
yang digunakan adalahMagangdengan mengadakan Praktek Lapangan, Temu Lapangan,
Diskusi serta kunjungan langsung.
2.3 Peserta
Peserta
Magang adalah Mahasiswa STPP Malang Jurusan Penyuluhan Pertanian Semester 2
Kelas A dan B sebanyak 10 orang terdiri dari 7 orang Kelas Pertanian A dan 3
orang Kelas Pertanian B serta dibimbing oleh2 Dosen Pembimbing.
2.4
Jadwal
Kegiatan Magang
Jadwal Pelaksanaan Magang telah dibuat sesuai dengan
kondisi dan situasi wilayah daerah setempat, yang meliputi seperti tabel
1terlampir.
BAB
III
HASIL
KEGIATAN
DI
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA
AGRO
UTAMA MANDIRI LESTARI
3.1
Karakteristik
Geografis
Pusat
Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri Lestarimerupakan
salah satu Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang terletak
di Desa Mangunrejo Kecamatan NgadiluwihKabupaten Kediri. Luas dari Desa
Mangunrejo sendiri adalah 221 Ha, yang terdiri dari 4 Dusun yaitu (1) Dusun Munengan,
(2) Dusun Sumberjoyo, (3) Dusun Bedug, (4) Dusun Krajan.
Lokasi
terletak di daerah dataran rendah dengan ketinggian ± 100 m dpl, curah hujan
berkisar ± 2000 mm/th, suhu berkisar antara 25-33 ̊ c. Batas wilayah Desa Mangunrejo yaitu sebelah
utara Desa Rejomulyo Kota Kediri, sebelah barat Desa Banjarejo Kecamatan
Ngadiluwih, sebelah selatan Desa Betuk Kecamatan Ngadiluwih dan sebelah timur
adalah Desa Blabak Kecamatan Kandat.
3.1.1
Keadaan Penduduk
Jumlah
penduduk Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih menurut jenis kelamin terdiri
dari :
a).
Penduduk Laki-Laki : 2062 Jiwa
b).
Penduduk Perempuan : 2053 Jiwa
c).
Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 1183 Jiwa
3.1.2
Luas Lahan
Luasan
lahan Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih bisa kita lihat seperti Tabel 2
dibawah ini :
Tabel 2. Luas
LahanDesa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih.
Dari
Tabel 2tentang Data Luas Lahan Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih dapat
dilihat bahwa tanah tegalan atau ladang lebih banyak dari pada tanah yang lain
dan oleh karena itu banyak masyarakat di Desa Mangunrejo Kecamatan Ngadiluwih
membudidayakan tanaman holtikultura seperti tanaman buah, tanaman hias dan
tanaman perkebunan seperti tanaman tebu.
3.2
Profil
P4S Agro Utama Mandiri Lestari
Pusat
Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri Lestari sudah
berjalan sejak tahun 1994 diresmikan Dinas Pemasaran Pemerintah Kabupaten
Kediri pada tahun 2005 dengan nomor :193/13-27/PK/IV/2005 dengan dagangan utama
Agrobisnis/Hortikultura (001123). Pada tanggal 19 Pebruari 2010, BPSP Provinsi
jawa Timur menetapkan sebagai pengedar benih bina dengan nomor:
202/UPT/PS/BTPH/PRD/KDR/2010.
Pengelola
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agro Utama Mandiri Lestari
adalah Bapak Tarwa Mustofa, SP. Pelatihan yang pernah diikuti adalah
Perencanaan Pelaksanaan SOP Tanaman Hias yang dilaksanakan oleh Direktorat
Holtikultura pada 7 Desember 2007 di Depok Jawa Barat, Juara 1 Agribisnis
se-Jawa Timur, Pelatihan Manajement P4S di BBPP Ketindan Malang.
3.3
Teknologi
yang diterapkan
Difusi
Inovasi Teknologi yang dikembangkan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
Swadaya (P4S). Agro Utama Mandiri Lestariantara lain :
a).
Perbanyakkan Generatif (Persemaian)
b).
Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Sambung Pucuk)
c).
Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Sambung Sisip)
d).
Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Sambung Susu)
e).
Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Cangkok)
f).
Perbanyakkan Vegetatif Buatan (Okulasi/tempel)
g)
PenanamanTanamanProduktifdi LingkunganPemukiman
h). Budidaya
Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot)
Pembahasan
yang akan diuraikan berkisar padapersemaian,sambung pucuk, sambung sisip,
sambung susu, cangkok, okulasidan penanamantanamanproduktifdi lingkunganpemukiman serta Budidaya Tanaman Buah Dalam Pot.
3.4
Perbanyakan
Generatif.
3.4.1 Persemaian
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih
(atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di
lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan karena itu
sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan
penanaman tanaman hortikultura.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan
secara langsung (direct planting) dan
secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat
persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila
biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah.
Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih
tersebut sebaiknya disemaikan terlebih dulu.
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari
persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian
tersebut sudah kuat (siap ditanam). Pengadaan bibit/semai melalui persemaian
yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin
keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan
benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di
lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di
lapangan.
a). Alat dan Bahan :
1). Benih
2). Cangkul
3). Sungkup
4). Gembor
5). Media Pasir
b). Cara Kerja :
Langkah pertama adalah membuat bedengan
dengan luas menyesuaikan, kemudian siapkan media pasir lapisan bawah lalu
diratakan, benih yang telah disiapkan disebar merata pada permukaan pasir lalu
ditutup kembali dengan media pasir, setelah itu disiram secukupnya dan
disungkup.
3.5 Perbanyakkan
Vegetatif Buatan
3.5.1 Sambung
Pucuk
Salah satu
bibit klonal (bibit yang diperbanyak
secara vegetative) tanaman buah yang
sering dibuat oleh penangkar bibit adalah bibit sambung pucuk, yaitu bibit yang
dibuat dengan cara menyisipkan entres batang atas dari pohon indukan terpilih
ke batang bawah lokal yang dipotong pada ketinggian tertentu dan dibelah pada
bagian tengah atau bagian samping batangnya. Batang bawah biasanya merupakan
bibit yang ditanam dari biji (seedling).
Beberapa
alasan mengapa bibit tanaman buah dibuat dengan cara sambung pucuk (cleft grafting / top grafting) karena
lebih mudah dilakukan saat batang bawah berumur masih cukup muda tanpa perlu
menunggu batang bawah berumur cukup tua sehingga lebih efisien dari sisi waktu
penyiapan batang bawah (root stock),
pertumbuhan entres yang relatif lebih cepat dibanding cara okulasi (tempel
mata), lebih efisien dalam pemanfaatan jumlah entres dibanding bibit sambung
susuan, dan pertumbuhan bibit yang lebih vigor dibanding bibit okulasi pada
kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang sama,berikut cara dan langkah-langkah untuk
melakukan perbanyakan vegetatif buatan sambung pucuk
a). Alat dan Bahan :
1). Entres/batang atas dan root stock/batang bawah
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
3). Sungkup plastik
b). Cara Kerja :
Langkah pertama adalah Memilih batang bawah yang
diameter disesuaikan dengan besarnya batang
atas,batang atas panjang 20-25 cm sedangkan batang bawah dipotong
setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Batang bawah dibelah membujur
sedalam 2-2,5 cm, Kedua pangkal entres
disayat sepanjang 2-2.5 cm hingga menyerupai huruf “ V “ atau baji.
Batang
atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah, perhatikan agar kambium entres
bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah.
Pengikatan dengan tali plastik adalah dari bawah keatas agar air tidak
masuk ke celah sambungan, sungkup dengan kantong plastik bening/ plastik es
kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar
matahari. Setelah sambungan umur 2-3 minggu, biasanya sambungan bertunas dan
sungkup plastiknya dibuka
3.5.2 Sambung
Sisip
Sambung
sisip sebenarnya bukan teknik baru karena cara ini sebenarnya hanya
memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi karena
"step by step" hampir mirip dengan okulasi, namun jika pada teknik
okulasi yang ditempelkan adalah mata tunas, maka pada sambung sisip yang
ditempelkan adalah ranting muda.
Teknik
okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip dapat
ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas
sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, jika mengandung lebih dari 1 mata
tunas, maka titik percabangan rendah dapat direkayasa dari awal, sejak bibit
tersebut dibuat, karena bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang
langsung muncul di titik sambungan
akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan
dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para
penghobi tanaman buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan.
Jika
penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut
juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata
pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang
menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.
a). Alat dan Bahan :
1). Entres/batang atas dan understump/batang bawah
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
3). Sungkup plastik
b). Cara Kerja :
Langkah
pertama adalah siapkan batang bawah yang pertumbuhan tanamannya sehat, daun di
bagian ujung tunas telah berkembang sempurna dan berwarna hijau tua. Itu tanda
bahwa tanaman sedang berada dalam keadaan dorman, tidak terjadi aktifitas
pembelahan sel yang intensif di bagian tunas-tunas ujung tanaman.
Dalam
kondisi seperti ini, kambium tanaman berada keadaan maksimum, lapisannya
kambiumnya tebal, dan sangat ideal untuk proses pengelupasan kulit batang dan
penyambungan serta penyatuan entres.Pilih titik penyambungan, kira-kira 15
hingga 25cm di atas pangkal batang, iris kulit batang di titik penyambungan
tersebut memanjang dari atas ke arah bawah, sepanjang 3-5cm, dengan lebar
7-10mm.
Potong
melintang kulit batang pada bagian atas, lalu congkel menggunakan mata pisau,
kemudian tarik kulit batang pelahan dengan hati-hati agar tidak putus atau
robek. Potong "lidah" kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit
batang sepanjang 1cm di bagian bawah yang nantinya berfungsi sebagai dudukan
atau penyangga entres yang akan ditempelkan ke batang bawah.
Beberapa
kasus memperlihatkan bahwa kulit batang tidak dapat dikelupas dan lengket saat
ditarik, ini adalah tanda bahwa lapisan kambium batang bawah berada dalam
keadaan minimum dan sangat tipis. Batalkan penggunaan batang bawah tersebut dan
suburkan kembali pertumbuhannya agar dapat digunakan kembali sebagai batang
bawah setelah pertumbuhannya disuburkan beberapa waktu kemudian
Siapkan
entres yang diambil dari ranting bagian ujung dari pohon induk terpilih. Entres
harus cukup muda dengan kulit berwarna hijau atau hijau keabuan, potong semua
daunnya dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5mm yang berfungsi
untuk melindungi mata tunas di bagian ketiak tangkai daun saat plastik pengikat
dililitkan ke titik sambungan. Jangan gunakan entres yang kulitnya telah
berwarna cokelat tua atau coklat keabuan karena daya regenerasi entres
seperti telah menurun, sehingga kemampuannya untuk menumbuhkan tunas lebih
rendah dibanding yang diambil dari tunas muda di bagian ujung.
Entres bisa
dipilih mulai dari bagian pucuk hingga bagian bawah dengan 1-4 mata tunas, yang
penting kulit entres masih berwarna hijau atau hijau keabuan. Potong entres
dengan 1-3 mata tunas, lalu iris miring sepanjang 2cm pada bagian pangkalnya
dan usahakan agar pengirisan tersebut hanya dilakukan dengan prinsip
"sekali iris langsung jadi". Pengirisan berkali-kali bisa membuat
entres menjadi sangat pendek ukurannya sehingga sulit untuk ditempelkan,
selain itu pengirisan berulang-ulang bisa menimbulkan resiko memar jaringan
yang akhirnya memperkecil persentase keberhasilan penyambungan tersebut.
Letakkan
entres yang telah disayat bagian pangkalnya, persis berhadapan dengan bidang
sayatan kulit batang bawah yang telah disiapkan sebelumnya, lalu tempelkan
dengan tepat sehingga terjadi pertemuan antara bidang iris entres dengan bidang
sayatan kulit batang bawah . Umumnya, entres tidak akan jatuh karena terjepit
oleh "lidah" kulit yang disisakan sebagai dudukan atau penyangga
entres.
Jepit titik
sambungan dengan ibu jari tangan agar entres tidak bergeser atau berubah
posisinya. Pergerakan entres yang berulang-ulang akan mengurangi tingkat
keberhasilan penyambungan karena bidang pertemuan entres dan batang bawah
mengalami memar, khususnya di bagian jaringan kambium batang bawah. Ikat bidang
sambungan menggunakan irisan plastik PE (polyethilene) yang tipis namun sangat
lentur dan kuat. Ikatan dimulai dari bawah, sekitar 5mm dibawah sambungan,
melingkar sambil menarik plastik ke arah atas, menutup rapat seluruhnya hingga
kira-kira 5mm di atas entres yang ditempelkan.
Keseluruhan
bidang sambung dan entres telah tertutup rapat oleh lilitan plastik sehingga mengurangi
infiltrasi air dari luar yang bisa membuat entres membusuk, sekaligus lilitan
plastik tersebut membuat iklim mikro menjadi tetap lembab. Fungsi lain dari
lilitan plastik ini adalah mengurangi laju penguapan air (evapotranspirasi)
akibat metabolisme entres sehingga akhirnya entres tetap berada dalam kondisi
segar. Gunakan plastik PE (polietilen) yang tipis, sangat lentur, namun kuat
sebagai pengikat.
Plastik yang
digunakan sebagai pengikat mempunyai ketebalan 0,02mm, berbentuk lembaran yang
kemudian diris-iris menggunakan cutter, berukuran lebar 2-3cm dan
panjang 10-15cm, disesuaikan dengan diameter batang bawah yang akan disambung
sisip. Bariskan dengan rapi semua bibit yang telah disambung sisip di tempat
terbuka untuk memudahkan pemeliharaan selama proses sambung sisip berlangsung.
Empat minggu
pasca penyambungan, plastik pengikat dapat dibuka seluruhnya. Jika entres tetap
segar dan berwarna hijau atau kehijauan, berarti sambungan berhasil, namun jika
entres menghitam dan mengering, hal tersebut adalah tanda bahwa proses
penyambungan gagal. Jika sambungan berhasil, biarkan 2-4 hari, setelah itu
potong setengah batang bawah setinggi 5-8cm di atas titik penyambungan.
Setelah dipotong setengah, tekuk batang atas ke arah bawah untuk
merangsang tunas agar tumbuh dengan cepat karena entres telah menyatu dengan
batang bawah.
Tunas akan
tumbuh dengan cepat pasca pemotongan batang utama (batang bawah) 5-8cm di atas
titik sambungan. Penyinaran sinar matahari penuh akan merangsang laju
pertumbuhan tunas menjadi batang baru dengan cabang, ranting dan daun baru yang
sempurna. Tunas akan tumbuh dan berkembang sempurna 10-12 minggu pasca
penyambungan
3.5.3 Sambung Susu
Sambung
susu merupakah salah satu cara perbanyakan tanaman yang dikategorikan relatif
mudah. Dengan pengerjaan yang benar, dia memiliki tingkat keberhasilan diatas
80 % bahkan lebih. Sayangnya teknik ini akan merusak indukan tanaman yang
ada dan hasil bibit baru yang didapatkan lebih sedikit bila dibandingkan
dengan teknik okulasi misalnya.
Mengamati
beberapa jenis tanaman, ternyata teknik perbanyakan sambung susu adalah jalan
satu-satunya yang paling efektif dan efisien dalam memperbanyak jumlah
tanaman.
a). Alat dan Bahan :
1). Dua pohon sejenis
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
b). Cara Kerja :
Proses
pembuatan bibit ini sendiri hingga siap panen memerlukan kurang lebih 3 bulan
lamanya. Batang bawah yang digunakan merupakan bibit dari biji yang
berumur minimal 1 tahunan. Inilah yang membuat harga dari bibit ini masih
relatif mahal, tapi paling tidak bisa mempercepat tanaman berbuah.
Penerapan
teknologi sambung susu yang dimodifikasi pada prinsipnya adalah penyatuan
batang 2 tanaman berbeda, setelah menyatu, batang dipotong sehingga kembali
menjadi 2 tanaman. Penyusuan dengan mengelupas bagian tertentu di batang bawah
dan batang entres.
Entres
adalah cabang pohon induk yang akan disusukan. Keduanya lalu ditempelkan dan
diikat erat. Dengan cara ini, peluang gagal masih besar karena bagian yang
melekat paling hanya seperempat lingkar batang dengan panjang tertentu.Batang
bawah dipotong membentuk huruf V terbalik. Calon batang bawah berupa tanaman
lokal yang diperbanyak dengan biji. Biji ditanam dalam polibag, tiap 1 polibag
hanya disemai 1 benih. Untuk entres syaratnya batang minimal sudah berwarna
hijau kecokelatan, atau berumur 3 bulan sejak keluar tunas.
Batang
entres disayat dari kulit ke arah kambium. Arahnya dari bawah ke atas membentuk
sudut sekitar 30o. Intinya, keratan jangan sampai mengenai kambium.
Nantinya ke dalam keratan itu batang bawah disisipkan. Karena bagian yang
menempel lebih banyak, peluang keberhasilan sambungan lebih baik.
Sebulan
sebelum disambung, calon batang bawah diberi satu sendok teh rata pupuk NPK.
Tujuan pemupukan agar tanaman menghasilkan banyak getah sehingga penyambungan
cepat terbentuk. Ukuran panjang batang bawah bervariasi. Paling aman 15 cm
dengan diameter minimal 1 cm atau sedikit lebih besar daripada pensil.
Jika
ingin mendapatkan bibit bersosok tinggi, ukuran batang bawah diperpanjang.
Risikonya, kemungkinan muncul tunas di batang makin besar. tunas asal batang
bawah tidak diinginkan karena bukan jenis unggul. Batang bawah yang digunakan
sepanjang 10 cm dengan panjang sayatan disesuaikan ukuran batang bawah,lalu
tempelkan batang bawah di bekas keratan entres. Ikat erat dengan plastik bening
pembungkus es. Ikatan melilit rapat seluruh bekas keratan. Biasanya lilitan
dimulai dari pangkal entres, ke atas menuju pucuk entres, kembali ke pangkal
entres, baru disimpul. Tujuannya agar air tidak masuk karena dapat menyebabkan
busuk.
Polibag
wadah batang bawah diikat pada satu atau dua bilah bambu yang ditancapkan ke
tanah, atau didudukkan di atas bangku yang tingginya disesuaikan. Tujuannya
agar entres tidak patah lantaran beban batang bawah, kedudukan tetap serta ikatan
kuat dengan plastik-membuat posisi sambungan stabil. Jika terjadi pergeseran,
dipastikan penyambungan gagal. Selama entres disusui, lakukan penyiraman ke
polibag batang bawah dan induk setiap hari.
Modifikasi
sambung susuan berhasil jika batang di kedua ujung ikatan terlihat menggembung
lebih besar daripada ikatan. Itu berarti bibit hasil persusuan siap dipisah
dari pohon induk. Pemisahan perlu waktu 1-1,5 bulan sejak proses penyusuan.
Untuk
memisahkan, mula-mula potong setengah lingkar batang bawah entres. Jika bibit
hasil susuan tetap segar, setengah batang tersisa dipotong seminggu kemudian.
Berbarengan dengan itu, ganti polibag bibit dengan ukuran lebih besar. Jika
sebelumnya memakai polibag berdiameter 10 cm tinggi 15 cm, pindahkan ke polibag
berdiameter 20 cm dengan tinggi sama. Gunakan media campuran tanah, sekam
bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Berikutnya,
letakkan bibit hasil susuan di tempat teduh dan siram tiap pagi dan sore, setelah
muncul tunas susuan new varietas siap dikeluarkan dan menerima sinar matahari
penuh.Pada sambung susu, entres mendapat pasokan nutrisi dari dua sumber, induk
asal entres dan batang bawah baru. Saat pasokan dari batang bawah baru
tersendat, ia masih mendapat pasokan dari induk.
3.5.4 Cangkok
Prinsip mencangkok adalah melukai cabang tanaman dan kemudian menutupnya dengan
media, sehingga dari luka tersebut keluar akar
a). Alat dan Bahan :
1). Tanaman yang akan di cangkok
2). Pisau
3). Kantong plastic/serabut
kelapa
4). Tali rafia
5). Media tanah dan
pupuk kandang
6). Air
7). Polybag
b). Cara Kerja :
Langkahpertama
adalah pilih dahan tanaman yang bergaris tengah kira-kira2 cm.Panjang dahan
kira-kira 100 cm dan dahan tumbuh tegak. Sayatlah kulit cabang secara melingkar
sepanjang 3-5 cm. Kulit cabang yang disayat sebaiknya berada tepat dibawah
kuncup daun. Keratlah kulit dahan itu dengan ujung pisau. Kikislah kambium yang
mungkin masih melekat pada bagian kayu,buang lendir yang membasahinya. Keringkan
bagian dahan yang telah dikupas dengan membiarkannya selama 2-5 hari.
Bungkuslah
dahan yang telah terkelupas dengan plastik, ijuk, atau sabut. Ikatlah bagian bawah
lembaran pembungkus kira-kira 6 cm di bawah sayatan. Masukkan tanah basah yang
telah dicampur pupuk kandang ke dalam pembungkus itu. Rapikan sehingga dahan
yang terkelupas itu tertutup tanahseluruhnya. Ikatlah bagian atas lembaran
pembungkus, jagalah tanah pada bagaian yang dicangkok agar tetap lembap.
Siramlah
tanah secara teratur (pagi dan sore), terutama jika tidak hujan. Untuk menyiram
tanah itu, bukalah ikatan atas sementara. Amatilah keadaan dahan yang dicangkok
saat anda menyiramnya. Pertumbuhan akar yang sempurna membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Jika akar tumbuh sempurna, potonglah dahan tesebut dengan gergaji tepat di
bawah pembungkus cangkokan. Jangan langsung menanam cangkokan ini di
kebun(tanah terbuka).
Cangkokan itu lebih baik disemaikan dahulu. Untuk
itu, isilah polybag dengan campuran tanah gembur dan pupuk kandang. Buatlah
lubang pada bagian bawah polybag, kira-kira berdiameter 2 cm. Tanamlah
cangkokan di wadah persemaian (polybag) ini, letakkan di tempat yang agak teduh.
Waktu yang
dibutuhkan untuk penyemaian kira-kira 3 bulan. Setelah itu semaian dapat
dipindahkan ke tempat yang lebih banyak mendapat cahaya matahari. Akhirnya
hasil semaian (cangkokan) dapat ditanam di tanah terbuka. Untuk itu, buatlah
lubang sebesar ukuran semaian polybag. Tanamlah cangkokan bersama dengan tanah
semaiannya, siramlah tanaman baru ini setiap hari.
3.5.5
Okulasi
/ Tempel
Ada
beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi agar sukses dalam
mengokulasi tanaman buah :
a). Ketepatan
memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan
okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya
pada tanaman buah, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil. Sementara
untuk tanaman lain, disarankan mata tunas yang sama sekali belum bertunas. Untuk tanaman buah sering di akali dengan
cara perompesan/pelerengan. Caranya denganpangkas habis daun pada pucuk pohon
mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Tunas baru itulah
yang bisa dipakai.
b). Perhatikan
juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk
tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang menempel pada
kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi untuk lalu-lintas
makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata
tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal tumbuh. Tak boleh ada kayu yang
tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong
cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang
atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering.
Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis.
c). Mengikat
mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus rapat sampai angin tak
bisamasuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu kencang tidak juga
terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna sudah cukup. Kalau
terlalu kencang, bisa tercekik. Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak
ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama
air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya
tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air tidak
menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.
d). Sewaktu
melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk tidak boleh
terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel. Kalau
terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa cepat dan tak
terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih
dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat
yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan.
yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan.
3.6
PenanamanTanamanProduktifdi LingkunganPemukiman
Pada dasarnya teknik penanaman dan perawatan tanaman produktif di
lingkungan pemukiman samahalnya dengan penanaman tanaman pada umumnya. Namun
yang perlu diperhatikan selain untuk produksinya, keindahannya juga diharapkan dapat
member nilai tambah untuk suasana lingkungan rumah.
3.6.1.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman meliputi :
a). Pembersihan lahan
b). Penyesuaian pH tanah
c). Pembentukan lubang tanam
d). Pembuatan parit Drainase
3.6.2.
PembuatanLubangTanam
Buat lubang dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, Tanah atas sedalam 30 cm diletakkan disebelah kiri, sedangkan tanah galian
bawah diletakkan disebelah kanan. Biarkan ± 1 bulan, Pada bulan berikutnya campur tanah bagian bawah dengan pupuk kandang, perbandingan
2 : 1, kemudian masukkan kembali ke lubang tanam. Begitu juga dengan tanah bagian
atas lalu ditimbunkan, Lubang tanam yang sudah ditimbun diberiajir agar mudah dalam meletakkan bibit waktu penanaman.
3.6.3.
Penanaman.
Sobek polybag dengan pisau atau gunting dari atas kebawah lalu lepaskan
polybag secara berhati-hatitan pamerusak bibit, Cabut ajir kemudian tanam bibit pada lubang tanam yang sudah disediakan, Tancapkan satu atau dua ajir untuk penompang batang, kemudian siram bibit dengan air secukupnya.
3.6.4.
Pemupukan
Buat rorakan/alur melingkar selebar tajuk daun tanaman. Kemudian taburan pupuk
kandang/buatan secara merata dalam rorakan. Kemudian tutup dengan tanah dan di siram
dengan air.
3.6.5.
Pemangkasan Tanaman
Padaprinsipnyapemangkasan
tanaman mempunyai tujuan agar tajuk tanaman terlihat lebih indah dan menarik, juga agar sinar matahari dapat menyinari tanaman secara merata. Pemangkasan tanaman yang berbuah di ujung tanaman dengan rumus : ( 1 : 3 : 9 : 27 ) sesuai
Gambar 1 dibawah ini :
|
Gambar 1 PemangkasanTanaman Yang Berbuah Di Ujung Tanaman
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa prinsipnyapemangkasan
tanaman denganrumus : (1
: 3 : 9 : 27) pada tanamanyangberbuahdi ujungtanaman adalah supaya hasil buah pada tanaman tersebut bisa
lebih banyak 2 kali lipat dari hasil yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya
pemangkasan dengan sistem (1 : 3 : 9 : 27) dan juga
pertumbuhannya tidak terlalu tinggi dan tidak beraturan tapi bisa tumbuh dengan
rendah tapi rimbun..
3.7BudidayaTanaman Buah Dalam POT (tabulampot)3.7.1. PersiapanTanam
Buat lubang pertama persis ditengah dasar pot, lalu 4 lubang selanjutnya mengelilingi
lubang pertama, Kemudian masukkan serbuk gergaji atau sekam, hingga setinggi ¼ bagian pot
/ drum, lalu masukkan campuran tanah, pupuk kandang,
dan pupuk buatan kedalam pot / drum hinggga ketinggian 5 cm dari bibir pot.siram dan diamkan ±1 minggu.
3.7.2. PenanamanBibitPadaMedia
Pertama buat lubang pada media pot sebesar ukuran polybag bibit kemudian, Gunting polybag dan masukan bibit kedalam lubang tanam beserta tanahnya dengan
hati-hati, Beri penyangga agar tanaman tetap
kokoh, penyangga ditancapkan dekat tanaman tanpa melukai akar tanaman, kemudian
tanaman di siram dengan air.
3.7.3. Pemupukan
Berikan pupuk kandang/buatan berupa NPK sesuai dosis anjuran, kemudian siramkan air.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a)
Penerapan
teknologi Budidaya dan pengolahan Tanaman Produktif di lingkungan Pemukiman
sangat cocok dilaksanakan di daerah selain mempunyai beberapa dukungan seperti
Sumber Daya Alam tetapi juga jawaban dari kebutuhan petani akan informasi
teknologi serta sebagai upaya Pengembangan pertaniannya yang berorientasi
Agribisnis dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
b)
Walaupun
tidak semua teknologi dapat diterapkan dan dikembangkan mengingat setiap
wilayah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda akan tetapi
Budidaya Tanaman Produktif ini bisa di kembangkan pada daerah dataran tinggi
maupun daerah dataran rendah tergantung kondisi wilayah masing-masing.
4.2
Saran
Dalam hal ini penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut:
a)
Kegiatan
Magang ini perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus bahkan
ditingkatkan.
b)
Selain
dilaksanakan secara terus menerus perlu kiranya pengalaman yang didapat dari
kegiatan Magang dilaksanakan di kampus agar pengatahuan tersebut dapat dipahami
secara baik sehingga nantinya teknologi yang dipelajari benar-benar dipahami
secara baik dengan demikian akan mempercepat proses adopsi dan difusi inovasi
kepada kelompok-kelompok tani wilayah kami masing-masing.
c)
Tidak
semua inovasi teknologi yang baru pada suatu wilayah tertentu dapat diterapkan
dan dikembangkan mengingat setiap wilayah di Indonesia masing-masing memiliki
karakteristik Agroekositem yang berbeda-beda akan tetapi ada juga teknologi
yang bisa diterapkan pada daerah dataran
tinggi maupun daerah dataran rendah tergantung ketersediaan sumber daya alam
masing-masing daerah itu sendiri.
d)
Penyuluh
dalam hal ini berperan sebagai penyampaian informasi diharapkan memiliki
kemampuan dalam menetapkan langkah-langkah strategis agar informasi yang
disampaikan dapat diikuti dan diterapkan oleh petani.
DAFTAR
PUSTAKA
Balai
Penyuluhan, 2013. Teknik Budidaya
Tanaman Buah dalam Pothttp://bpkaliori.blogspot.com/2013/02/teknik-membudidayakan-tanaman-buah.html(diakses tanggal
22 April 2013)
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, 2011. Teknik
Persemaianhttp://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1181(diakses tanggal
22 April 2013)
Marius,
2012. Teknik Okulasi Pada tanamanhttp://sukamabar.blogspot.com/2012/10/teknik-okulasi-pada-tanaman.html(diakses tanggal
22 April 2013)
Mustofa,
Tarwa, 2011.PenanamanTanamanProduktif Di LingkunganPemukiman, Presentasi,
Kediri
Mustofa,
Tarwa, 2011 Budidaya Tanaman Buah Dalam Pot, Presentasi. Kediri
Sugeng,
2013. Cara Mencangkok Tanaman Yang Baikhttp://4catatan.blogspot.com/2013/01/cara-mencangkok-tanaman-yang-baik-dan.html(diakses tanggal
22 April 2013)
Tommy,
2011. Teknik Sambung Susuhttp://ayoberkebun-hervin.blogspot.com/2011/11/sambung-susu-sebuah-alternatif.html(diakses tanggal
22 April 2013)
Waras, 2012.Teknologi Sambung Pucuk Pada Tanamanhttp://warasfarm.wordpress.com/2012/11/27/teknologi-sambung-pucuk-pada-tanaman/(diakses tanggal
22 April 2013)
Wijaya hadi,2012. Teknik Sambung Sisiphttp://leira-fruit.blogspot.com/2012/12/sambung-sisip-memodifikasi-teknik.html(diakses tanggal
22 April 2013)
LAMPIRAN
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang
|
PERTEMUAN DENGAN KEPALA DESA
MANGUNREJO
KUNJUNGAN KE LAHAN TABULAMPOT
KUNJUNGAN KE BPP KECAMATAN NGADILUWIH
PERTEMUAN DENGAN POPT DAN PENJELASAN TENTANG CARA
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI
PERTEMUAN DENGANPETANI BOUGENVILLE
PRAKTEK SAMBUNG PUCUK TANAMAN BOUGENVILLE
PERTEMUAN DENGAN PETANI TANAMAN BUAH DAN PENJELASAN CARA
SAMBUNG SISIP, OKULASI, SAMBUNG SUSU DAN CANGKOK
PRAKTEK SAMBUNG PUCUK
PRAKTEK OKULASI / TEMPEL
PRAKTEK SAMBUNG SISIP
PRAKTEK SAMBUNG SUSU
PRAKTEK PENGEPAKAN TANAMAN
KUNJUNGAN KE PABRIK PEMBUATAN GULA
JAWA
DARI NIRA TEBU
MAHASISWA STPP MALANG DAN PEMILIK P4S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar